SAHRIL
Keben, Malang 07 juni 2013
Malam
Tenggelamkan segala bayangan
Sisipkan lilin yang menerangi setiap sudut dari tepi
Kita berdua berpadu pada cangkir kebisingan
Lilin yang masih bersinar
Rontokkan segala asa dalam bayangan kegelapan
Sinar yang redup pudarkan kehidupan
Pada mata yang mulai terpejam
Perlahan mimpi menarik
Perlahan dunia kelam membisik
Masihkah bisa ia lihat tentangmu
Tentangku saat fajar datang menghampiri
Pagi
Suara-suara telah pudarkan lilin ditepi sudut kamarmu
Ribuan mata terbangun dari mimpi
Cahaya secercah menusuk kulit bumi
Bisingkan asa pada ruas-ruas jalan
Kumulai membuka kembali kehidupanku
Pada garis tepi yang menjulang pada jalan kehampaan
Malam yang telah berlalu gambarkan bayangang dari lilin
Kini jutaan bayangan itu menjadi kenangan
Yang telah pudar pada keabadian dari sejarah
Kutatap awan biru
Bola mataku tak mampu
Cahaya menusuknya
Kenapa bukan lilin yang menghidupinya
Meski gelap akan terasa indah
Dalam secangkir kehangatan kedekatanmu
Petang
Alam yang memerah membakar kepian hati
Tawarkan canda pada awan terbias bingkai darah
Membuka cakrawala kenangan
Waktu yang akan menghampiri
Dalam lilin kesendirian
Segalas yang pecah
Samarkan suasana musik yang lirih
Sisahkan secangkin kegelisahan
No comments:
Post a Comment