Tuesday, March 18, 2014

POTRET INDONESIA SEJAK PRA KEMERDEKAAN SAMPAI REFORMASI

Oleh : Sugiyanto[2]

Secara geografis Indonesia memiliki arti yang strategis, luas wilayah Indonesia mencapai 1.900.000 km2 atau sekitar lima puluh tuju kali luas Belanda, lima kali luas Jepang, hampir empat kali luas Prancis, dua kali luas Pakistan dan lebih dari separo luas India. Dari timur ke barat kepulauan Indonesia terbentang sejauh 5000 km, dari utara ke selatan sekitar 2000 km. Sebuah wilayah yang cukup luas[3]. Bukan hanya luas wilayah yang menjadi sebuah kebanggaan, selain itu Indonesia kaya raya dengan sumber daya alamnya (SDA) yang memadai. Tak heran jika Indonesia dijadikan lirikan atau sasaran oleh dunia internasional untuk dieksploitasi (SDA) lebih-lebih oleh bangsa Eropa.
Kedatangan orang-orang Eropa yang pertama di Asia Tenggara pada awal abad 16 kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini. Eropa bukanlah kawasan yang paling maju di dunia pada permulaan abad 15, juga bukan merupakan kawasan yang paling dinamis. Lambat laun Orang-orang Eropa, terutama Portugis, mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang kemudian melibatkan bangsa Portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang paling berani di sepanjang zaman. Berkat ke ahlian bangsa Portugis mengakibatkan dapat melakukan ekspansi pelayaran panjang menyusuri pantai barat Afrika yang tujuannya untuk menemukan emas. Begitu pula mereka menyusuri Asia untuk mendapatkan rempah-rempah. Diantara rempah-rempah yang di impor bisa didapat di Indonesia, cengkeh dari Indonesia timur adalah yang paling berharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Oleh karena itulah kawasan Indonesia yang menjadi tujuan utama bangsa portugis.
Setelah itu pada tahun 1577 Sir Francis Drake telah mengadakan kontak pertama Inggris dengan Indonesia dalam pelayarannya mengelilingi Indonesia ke arah barat. Dia singgah di Ternate dan pulang ke negaranya dengan membawa muatan cengkeh. Orang-orang Inggris seperti halnya orang-orang Belanda, berada dalam tekanan untuk terlibat secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah. Ini mengakibatkan adanya pesaing hebat antara inggris dan Belanda dalam merebut kekuasaan. Begitu pula bangsa Belanda yang mewarisi aspirasi-aspirasi dan strategi Portugis. Orang-orang Belanda membawa organisasi, persenjataan, kapal-kapal, dan dukungan keuangan yang lebih baik serta kombinasi antara keberanian dan kekejaman yang sama. Orang orang Belanda melakukan sesuatu yang tidak dilakukan bangsa Portugis yaitu mendirikan tempat berpijak yang tetap di Jawa, dan yang akhirnya menyebabkan Belanda menjadi suatu kekuatan penjajah yang berpangkal-darat di Jawa.
Belanda masuk sejak Tahun 1596 Cornelis De Houtman di Banten – dan  puncaknya pada masa kekuasaan VOC kongsi dagang pemerintah Belanda VOC melalui eksploitasinya Tahun 1602 di bawah komando Gubernur Jendral Hindia Belanda, J.P Coen (meminpin 1619-1623 dan 1627-1629)[4]. Dari yang tadinya praktek monopoli "alamiah" dalam perdagangan rempah-rempah, hingga penggunaan kekuatan politik, yakni masa culture stelsel (culture sistem, tanam paksa) dan seterusnya. Culture stelsel dilakukan karena pailitnya VOC. Sebelumnya Hindia Belanda sempat dibawah jajahan Inggris selama lima Tahun (1811-1816) Di bawah Sir Thomas Stanford Raffles.
Tanam paksa kurang lebih selama 40 Tahun (1830-1870) di bawah gubernur jendral Van Den Bosch. Cara eksploitasi model Culture Stelsel ini sendri dapat diturunkan dari kebutuhan pemerintah Belanda untuk menutup kas Negara untuk membiayai peperangan yang terjadi di Eropa. Sistem tanam paksa atau sistem kultur, bahwa rakyat membayar pajak dengan barang, bukan uang. Dengan sistem ini dia akan punya banyak hasil bumi untuk dikrim ke Belanda[5]. Banyak Keterlibatan negera secara aktif dalam memobilisasi kekuatan ekonomi di daerah koloni karenanya di butuhkan. Berikutnya, revolusi Februari 1848 di Perancis mengintrodusir pergeseran gagasan ekonomi politk di Belanda termasuk Hindia Belanda di dalamnya. Liberalisme ekonomi adalah anak kandeng revolusi ini. Yang melalui desakan dari golongan Liberal (F. Van De Putte, De Waal, Thorbecke, dll) serta golongan humanis melalui E. Douwess Dekker (1812-1979) di Belanda.

 PRA KEMERDEKAAN

            Dari sedikit ulasan di atas kita dapat menyimpulkan, kalau berbicara Indonesia berarti keberadaan Indonesia tidak lepas dari konstelasi global internasional. Bahkan bisa dikatakan sejarah Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari pertarungan kepentingan sosial, politik, ekonomi dan wacana yang sedang bermain di dunia internasional. Masuknya penjajah asing di Indonesia pada tahun 1596 merupakan babak awal tertanamnya pengaruh barat di bumi Indonesia. Berdirinya VOC pada tahun 1602 merupakan tonggak monumental jatuhnya Nusantara pada Belanda secara ekonomis dan politis[6]. Pada era penjajahan ini negara-negara kapitalis barat menanamkan pengaruhnya sekaligus mengendalikan kehidupan masyarakat Hindia Belanda sebagai cikal bakal Negara Bangsa Indonesia.
            Sampai dengan akhir abad ke 19 tidak ada peristiwa yang monumental yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial politik masyarakat Hindia Belanda, meskipun terjadi berbagai gerakan perlawanan dan pemberontakan dengan intensitas yang berbeda-beda. Baru pada dekade terakhir abad 19 terjadi perubahan yang berarti dalam kehidupan masyarakat Hindia Belanda sebagai dampak dari adanya perubahan yang mendasar di kalangan berbagai negara bangsa barat di Eropa. Periode ini dapat disebut dengan era kebangkitan Negara Bangsa.
            Bersamaan dengan munculnya Negara Bangsa di Eropa, pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kebijakan politik etis atas Hindia Belanda. Sebagaimana ditulis dalam sejarah menjelang paro kedua abad 19 terjadi persaingan yang menghebat antara berbagai kekuatan Eropa di Asia Tenggara[7]. Inggris memperkukuh kedudukannya di Singapura, Semananjung Malaya dan Burma. Perancis memperluas dominasinya atas Kamboja dan Laos, memnyebabkan Muangthai menjadi negara penyangga dan satu-satunya negara merdeka di Asia Tenggara.
            Dapat dikatakan, pengaruh era Negara Bangsa yang berkembang di Eropa dan di dukung oleh kebijakan etis pemerintah Kolonial Belanda terhadap masyarakat Hindia Belanda adalah lahirnya organisasi-organisasi rakyat yang bersifat lokal  dan sektarian seperti jong Jawa, Jong Sumatera, SI, dll. Pertarungan ini terihat jelas dalam organisasi Boedi Oetomo yang berdiri pada tahun 1908  yang dipelopori dr. Sutomo, dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. Rajiman berhasil mengkomunikasikan pemikiran barat mengenai Nasionalisme.
            Ketika kekuasaan Belanda di Indonesia mulai rapuh berpindah tangan ke bangsa Jepang. Kependudukan Jepang selama tiga setengah tahun merupakan salah satu periode yang paling menentukan dalam sejarah Indonesia. Kemejuan Jepang dalam politik dan ekonomi yang istimewa tahun 1890 telah mendatangkan Amerika Serikat dan negara sukutunya di Eropa, lebih-lebih ketika Jepang berhasil menaklukkan  Cina pada tahun 1895 dan memenangkan peperangan melawan Rusia pada tahun 1905.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbor, Hongkong, Filipina dan Malaysia. Negeri Belanda segera mengikuti jejak sekutu-sekutunya dengan menyatakan perang terhadap Jepang. Pada tanggal 10 Januari 1942 penyerbuan Jepang ke Indonesia dimulai yang kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 pihak Belanda di Jawa menyerah dan gebernur Jendral Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer ditawan oleh pihak Jepang maka berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.
            Selama masa ini bangsa Indonesia juga melakukan konsolidasi kebangsaan. Di kalangan bangsa Indonesia, pada saat ini sudah terbentuk suatu imajinasi kolektif mengenai negara Indonesia merdeka, namun mereka belum bisa mencari jalan untuk memproklamirkan kemerdekaan. Gerakan-gerakan organisatoris yang bersifat politis mulai dilakukan oleh para tokoh Indonesia. Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan rekan-rekan seperjuangannya mulai membentuk konsep-konsep kebangsaan modern. Namun hegemoni negara imprealis masih begitu kuat sehingga masih sulit bagi mereka untuk merebut dan menyatakan kemerdekaan.
            Sementara itu konflik antar berbagai negara imperialis makin menajam hingga akhirnya mencapai puncak peristiwa perang dunia ke-II, pada tahun 1939. Sepanjang perang dunia II, Indonesia menjadi perebutan dari masing-masing pihak yang sedang bertempur untuk dijadikan pangkalan dalam mempertahankan kepentingan geo-politik dan geo-strategi masing-masing pihak.
            Dalam suasana peperangan di Asia pasifik inilah, seorang tokoh yang bernama Soekarno berhasil memanfaatkan situasi (mencari moment) hingga melahirkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Walaupun sebenarnya pada tanggal 7 september 1944, perdana menteri koiso menjanjikan kemerdekaan bagi to-indo (istilah dalam bahasa Jepang untuk Hindia Timur)[8]. Dalam hal ini Soekarno dan kawan-kawan berhasil memainkan peran yang cukup baik dengan cara mempermainkan kelompok negara-negara imperialis yang sedang terlibat dalam pertarungan yakni dengan bermain mata dengan Jepang yang telah mengalami kekalahan dari blok sekutu. Berkat kelicikan Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang bersifat politis dan kemahiran akrobat Soekarno dan kawan-kawan akhirnya lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1945. Dari sini jelas terlihat bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi karena pengaruh situasi global dunia internasional.

KEMERDEKAAN DAN ORDE LAMA  

            Setelah perang dunia ke II selesai terjadi perubahan yang mendasar dalam hubungan antar negara di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Salah satunya terjadilah revolusi antara tahun 1945-50 yang merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk tatanan sosial yang lebih adil tampaknya akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia ke II.
            Baik pihak belanda maupun pihak revolusioner Indonesia menganggap revolusi Indonesia sebagai sesuatu zaman yang merupakan kelanjutan dari masa lampau. Bagi belanda, tujuannya adalah menghancurkan sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang yang bekerja sama dengan jepang dan memulihkan suatu rezim kolonial yang, menurut keyakinan mereka, telah mereka bangun selama 350 tahun[9]. Bagi para pemimpin revolusi Indonesia, tujuannya adalah melengkapi serta menyempurnakan proses penyatuan dan kebangkitan nasional yang telah dimulai empat dasawarsa sebelumnya. Masing-masing merasa yakin bahwa takdir dan kebenaran berada di pihaknya. Kedua pandangan tersebut mempunyai dasar kebenaran, tetapi keduanya juga menyesatkan.
            Sebenarnya, inilah saat ketiga kalinya pihak belanda bermaksud menaklukkan indoensia. Sebagai upaya untuk menguasai kembali negara Indonesia yang telah merdeka, tentara sekutu yang dimotori oleh amerika dan inggris di bawah pimpinan jendral Mallaby datang ke Indonesia dengan membonceng tentara belanda. Kedatangan itu dilakukan dengan dalih unntuk melucuti senjata tentara jepang yang telah kalah perang. Kedatangan tentara ini dihadapi oleh ummat islam secara mati-matian. Karena tentara tidak merespons kedatangan tentara kekutu secara serius, maka para ulama NU pada tanggal 21 oktober 1945 mengeluarkan resolusi jihad yang berisi seruan perang suci bagi kaum muslim untuk mengangkat senjata guna mempertahankan negara kesatuan RI dari serangan sekutu. Seruan ini menggema di seluruh pulau jawa, hingga mengobarkan semangat perlawanan seluruh kaum muslimin yang berujung pada terjadinya peristiwa 10 November 1945 di surabaya yang sekarang dikenang sebagai hari pahlawan. Maka dari itu, berbahagialah warga NU yang salah satunya warga PMII yang lahir dari rahim NU yang punya peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia seutuhnya.
            Pengaruh perang dingin, pertarungan kepentingan negara-negara besar antara blok komunis dan kapitalis di Indonesia ini nampaknya disadari penuh oleh Soekarno. Menghadapi kondisi demikian, Soekarno mencoba bersikap konsisten pada garis yang telah ditetapkan yaitu tidak berpihak pada salah satu kekuatan; baik pada blok komunis maupun blok kapitalis. Untuk mempertahankan sikapnya yang demikian, ketika dia melihat pengaruh amerika di Indonesia sudah berlebihan, maka dia mencoba melakukan manuver politik untuk membuat keseimbangan.         
Misalnya, dengan menyelenggarakan konferensi asia-afrika pada tahun 1955, membuat poros jakarta-peking pada tahun 1962 dan keluar dari PBB. Upaya Soekarno mempertahankan PKI, meski ada usulan agar dibubarkan sejak peristiwa madiun 1948, bisa dipahami dalam rangka mencari keseimbangan ini, yaitu mengeliminir pengaruh kapitalisme internasional.
Dalam melakukan perlawanan terhadapa kapitalisme internasional yang telah masuk ke Indonesia, Soekarno berpijak pada tiga kekuatan utama yaitu PNI, PKI dan NU. Untuk itu Soekarno menggelorakan kembali semangat nasionalisme yang dipahami sebagai iktikad bersama untuk hidup bersatu dan berdaulat dalam suatu negar yang bebas dan merdeka, meskipun untuk itu harus makan batu untuk menyambung hidup. Melihhat kegigihan Soekarno dalam menghadapi kapitalisme-imperialisme, maka negara-negara kapitalis semakin gencar melakukan serangan pada Soekarno. Karena kegigihan Soekarno ini, berbagai skenario sosial dan beberapa proyek rekayasa sosial di Indonesia menjadi rusak dan gagal. Untuk itu, amerika serikat dan inggris bekerja sama dengan kekuatan militer dan beberapa kelompok intelektual modernis untuk menghancurkan Soekarno. Peristiwa ini meandai kemenangan kubu kapitalis modernis di Indonesia melalui bangkitnya orba di bawah pemerintahan Soeharto.
            Dan tak lupa juga terjadi tragedi kudeta yang dramatis pemberontakan 30 September 1965 (30 S PKI), yang dipimpin oleh letnan kolonel Untung mereka pergi untuk menculik Nasution, Yani, Parman, dan empat orang jenderal senior angkatan darat lainnya dari rumah-rumah mereka di Jakarta. Tepat menjelang fajar tanggal 1 oktober, Soeharto yang tidak masuk dalam daftar penculikan berkat keselamatan Soeharto dalam penculikan seakan-akan menjadi pahlawan kesiangan pergi ke kostrad setelah diberi tahu tentang hilangnya para jenderal dan terjadinya penembakan-penembakan di rumah mereka. Dari sana dia dapat menyaksikan prajurit-prajurit yang sedang menduduki medan merdeka. Nasution dan yani hilang, maka Soeharto mengambil alih komando atas angkatan bersenjata dengan persetujuan jenderal-jenderal angkatan darat, angkatan kepolisian, dan angakatan laut yang dapat dihubunginya. Dia memerintahkan supaya semua prajurit tetap tinggal di asrama mereka kecuali mendapat perintah khusus darinya untuk bergerak. Soeharto mulai menyelidiki apa yang sedang terjadi. Angkatan darat telah merencanakan bagaimana mengatasi kemungkinan situasi seperti yang terjadi sekarang, jadi ketika Soeharto dan pendukungnya mulai mengambil kendali dalam kekacauan, mereka pikir inilah petunjuk bagi mereka. Perencanaan yang rapi ini termasuk menjebak PKI dengan cara tertentu sebagai pembenaran untuk menghancurkannya, sesuatu yang sangat diniatkan Soeharto.
            Tepat sesudah pukul tujuh, pihak pemberontak pengumumkan melalui radio bahwa gerakan 30 september adalah sesuatu kelompok militer yang telah bertikdan untuk melindungi Soekarno dari kudeta yang direncanakan oleh suatu dewan  yang terjadi atas jenderal-jenderal jakarta yang korup dan menikmati penghasilan tinggi yang menjadi kaki tangan badan intelijen pusat amerika serikat (CIA).
            Dari paparan di atas terlihat bahwa pertarungan politik yang terjadi pada era Soekarno tidak semata-mata karena ada perbedaan kepentingan dari berbagai kelompok intern bangsa Indonesia lebih dari itu, konflik-konflik tersebut pada hakekatnya adalah perpanjangan tangan dari berbagai kepentingan ekonomi-politik masyarakat internasional yang berujung lengsernya Soekarno dari tampuk kekuasaannya.

ORDE BARU

            Sampai beberapa bulan setelah usaha kudeta 1965, masa depan politik indonesia masih belum jelas. Pada akhirnya, soeharto membangun apa yang dikenal dengan “orde baru” indonesia, untuk membedakannya dengan “Orde lama” dari masa pemerintahan Soekarno. Orde baru berbentuk dengan dukungan yang sangat besar dari kelompok-kelompok yang ingin terbebas dari kekacauan masa lalu. Dalam kehidupan intelektual, terjadi pembicaraan tentang suatu angkatan pemimpin muda baru dan suatu zaman baru, suatu “angkatan 66”. Namun, dalam waktu beberapa tahun, elite orbe baru,  yang intinya terdiri atas faksi militer yang didukung oleh sekelompok kecil sipil, yang sebenarnya semuanya ada perpanjangan tangan dari negara kapitalis yaitu Amerika
Setelah pemerintahan Soekarno berhasil ditumbangkan atas bantuan kekuatan kapitalisme-modernisme, maka dengan mudah kepentingan-kepentingan negara kapitalis bisa dijalankan di indonesia. Dari sini dapat dikatakan bahwa sesungguhnya pemerintah orba pada hakekatnya adalah agen kepentingan kapitalis internasional modern di bawah komando AS. Sejak saat itu, beberapa strategi sosial, politk, dan ekonomi yang dibangun oleh negara-negara kapitalis mulai diterapkan dibawah payung ideologi developmentalisme (pembangunan). Yang mulai diterapkan oleh pemerintah orde baru pada tahun 1968. Hal ini tercermin dalam undang-undang No. 2 tahun 1968 mengenai peneneman modal asing di Indonesia[10].
Terdapat persamaan antara kebijakan orde baru pada dekade awal dan kebijakan periode politik etis pemerintahan kolonial. Seperti pemerintahan zaman belanda orde baru juga berjanji akan membangun ekonomi nasional dan meningkatkan taraf pendidikan dan kesejahteraan. Orde baru mengembangkan gaya pemerintahan yang paternalistik, namun juga menindas. Orde baru berusaha mencari keterlibatan rakyat untuk mendapatkan legetimasi, tetapi lewat cara yang dikendalikan dengan cermat. Dalam bidang ekonomi misalnya pemerintahan orde baru melaksanakan konsep-konsep W.W Rostow sebagaimana di pesankan oleh negara donor. Untuk merealisasikan konsep tersebut pemerintahan orba membuat kebijakan yang mengamankan pertumbuhan ekonomi, harus mengorbankan kepentingan bangsa dan mengabaikan amanat rakyat sebagaimana tertuang dalam UUD 45 dan terkandung dalam semangat pancasila.
Pemerintahan soeharto hanya memperkaya keturunannya semuanya bisa dilihat bahwa korupsi telah menggerogoti 30 % bantuan luar negri dan dan anggaran belanja pemerintah[11]. Pada November 1976, Newsweek dilarang beredar karena menurunkan tentang korupsi dalam istana kepresidenan, dengan secara khusus menyebut nama soeharto, ibu Tien, dan putra tertua mereka, Sigit Haryoyudanto. Ketika keenam soeharto beranjak dewasa mereka menjumpai banyak kesempatan yang sangat menggiurkan. Mereka terus menerus menyangkal bahwa kesempatan itu datang karena status ayah mereka yang presiden. Begitu juga relasi bisnisnya atau para cukongnya diantaranya adalah pengusaha Liem Sioe Liong yang pernah menjadi orang terkaya di indonesia pada masa pemerintahan soeharto.
Sementara itu di bidang sosial, diterapkan konsep-konsep Talcott Parsons mengenai strukturalisme fungsional. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengubah masyarakat indonesia menjadi masyarakat modern. Oleh karenanya seluruh perangkat sosial harus diubah dengan bentuk dan struktur formal yang modern, yang diharapkan bisa lebih efisien dan profesional. Konsekwensinya, kekuatan lain yang dianggap tidak sesuai dengan aturan, tradisi dan kaidah modernitas harus disingkirkan atau diubah menjadi modern. Pada periode ini terjadi penyingkiran besar-besaran terhadap kekuatan tradisional di antaranya NU dan PNI. Dalam pemerintahan orba, pilar-pilar kekuatan beralih pada kelompok ABRI, PSI/Katholik/Kristen dan masyumi. Sementara itu kelompok NU dan PNI dicoba digusur dari panggung politik dan kekuasaan. Disamping karena alasan paradigmatik hal ini juga dilakukan untuk mengikis pengaruh kekuatan Soekarno.
Upaya rekayasa sosial ini dilakukan dengan cara membuat kebijakan di bidang sosial politik yang lebih menguntungkan paraigma modernis seperti membuat institusi-institusi sosial yang mudah dikontrol dan diarahkan negara. Hal in tercermin dalam kebijakan fusi partai, sebagai respons atas menguatnya kekuatan NU dalam pemilu 1971 yang memperoleh 18% suara; permasyarakatan demokrasi prosedural, penerapan hukum yang simbolik formal dan sebagainya. Modernitas tidak dipahami sebagai suatu spirit, cara pandang, pola pikir dan paradigma, tetapi lebih dilihat sebagai gaya hidup (life style), tampilan-tampilan formal yang serba material dan bercorak kebarat-baratan.Semua ini dilakukan untuk mengamankan ideologi developmentalisme-modernisme sebagai perpanjangan tangan dari kepentingan kapitalisme global internasional di bawah komando amerika.
Pemerintah AS selalu melakukan berbagai macam cara untuk memelihara kepentingannya di indonesia. Misalnya ketika modal jepang hampir mendominasi di indonesia di mana hal ini dianggap membahayakan kepentingan amerika, dengan cepat amerika segera memberikan peringatan melalui peristiwa malari tahun 1974. Indikasi atas hal ini terlihat pada beberapa tokoh mahasiswa pelaku peristiwa malari yang mendapat beasiswa di berbagai universitas terkemuka di AS setelah menjalani masa penahanan dan hukuman. Lambat laun kebobrokan rezim Suharto terkuak. Dengan kejadian yang semacam itu jalan satu-satunya pemerintahan Suharto mengakomodir segala ketimpangan untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dengan cara semua aspirasi yang tidak mendukung kepentingan orde baru di bungkam, lebih-lebih yang di anggap subversif (melawan rezim orde baru) hal ini ditandai terjadinya penculikan para aktivis yang diduga didalangi Letnan Jendral Prabowo Subianto sebagai menantu Suharto. Dalam memnyongsong sidang MPR bulan Maret, sekitar 20 aktivis mahasiswa diculik oleh aparat keamanan dan sembilan diantaranya dibunuh.
Layak untuk dicermati bagaimana permainan Amerika yang maha canggih dalam menggusur pemerintahan Suharto dikarenakan sudah tidak mempunyai kepentingan, hal ini ditandai berakhirnya perang dingin, karena sejak itu pada tahun 1989 mulai berguguran negara komunis di eropa timur. Peristiwa ini memberikan dampak yang cukup besar pada negara-negara dunia ketiga, khususnya yang memiliki hubungan dengan amerika, termasuk Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru.
Dengan berakhirnya perang dingin, maka negara kapitalis tidak lagi membutuhkan Buffer (tameng) untuk menghadapi komunisme. Akibatnya negara-negara dunia ke tiga yang selama ini menjadi buffer lantas kehilangan peran. Hal ini menyebabkan rezim orde baru menjadi rapuh. Dengan hilangnya peran negara dunia ke tiga sebagai buffer, maka negara-negara kapitalis hanya memiliki kepentingan bisnis dengan indonesia. Oleh karena itu pemerintah yang tidak menjalankan prinsip ekonomi pasar yang benar menurut Negara kapitalis harus disingkirkan.
Dilain pihak, sebagai dampak pembangunan ekonomi selama 32 tahun, timbul satu segmen yang memiliki harapan-harapan berlebihan atas kehidupan material yang bercorak konsumtif yang gagal di penuhi oleh rezim orde baru. Ketika dua keadaan ini bertemu, terjadilah gejolak sosial politik di indonesia. Meminjam bahasanya Wahid Hasyim sehingga terpentaslah opera sabun reformasi yang pada ujungnya bermuara pada proses lengsernya Suharto, yang secara euphoria digembor-gemborkan sebagai reformasi.
Tuntutan akar reformasi terus meningkat seiring semakin memburuknya krisis ekonomi yaitu pada tahun 1997, terjadi gejolak moneter yang dahsyat yang mengakibatkan merosotnya tukar nilai rupuah, dan semakin jelas pula bahwa rezim orde baru tidak mampu mereformasikan diri. Amien Rais dari Muhammadiyah salah satu pengecam yang paling menonjol pada tahap ini. demonstrasi mahasiswa semakin marak. ABRI membiarkannya selama demonstrasi di dalam kampus. Tapi pada awal Mei, mahasiswa sudah turun ke jalan-jalan di kota besar. Kerusuhan besar terjadi terjadi di Medan. Pada tanggal 12 Mei, penembak jitu ABRI menembak mati empat mahaiswa demonstran du Universitas Tri Sakti Jakarta. Pada saat itu tokoh-tokoh penting militer termasuk jendral Wiranto dan Susilo Bambang Yudoyono menyadari bahwa rezim Suharto tidak bisa dipertankan lebih lama lagi. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 sacara sah Suharto turun dari kekuasaannya.
Kalau boleh jujur terjadinya proses reformmasi sebenarnya bukan semata-mata merupakan perjuangan rakyat indonesia, namun ada tangan-tangan ghaib yang ikut bermain sehingga kekuatan politik Suharto yang begitu kuat dan mengakar bisa runtuh hanya dalam waktu tiga bulan. Tangan-tangan ghaib yang dimaksud adalah kekuatan kapitalisme global internasional.

REFORMASI

            Momen turunnya Suharto wakil presidennya Habibie, segera di sumpah sebagai presiden Indonesia ketiga, Wiranto kemudian memberikan pernyataan bahwa ABRI juga akan tetap melindungi keluarga Suharto serta secara Impisit melindungi kekayaannya. Masa-masa kekuasaan Suharto berakhir dengan bencana dan aib.
            Selama Habibie menjabat 17 bulan menjadi presiden ke tiga indonesia, dia memperkenalkan reformasi yang menjalin sebuah masyarakat yang demokratis, adil, dan terbuka. Tetapi kebobrokan ekonomi yang terus mendera, kekerasan sosial, kekerasan politik yang tiada henti, serta keraguan yang meluas menyangkut kejujuran dan legetimasi pemerintah merongrong harapan reformasi tersebut. Sejak Oktober 1999 Habibie digantikan oleh Abdurrahman Wahid sebagai presiden ke empat Indonesia. Sebagai pemimpin dia menunjukkan kecerdasan yang memuka, kehangatan, keterbukaan,kometmen pada pluralisme, dan menentang terhadap dogmatisme, tapi yang menjadi sebuah aral Abdurrahman Wahid sangat sulit mencari orang-orang yang jujur dan kompeten untuk bekerja dalam pemerintahannya.
            Setelah diberhentikan sebagai presden oleh Majlis Perwakilan Rakyat RI, Abdurrahman digantikan Megawati Sukarnoputri sebagai presiden RI yang kelima, lagi-lagi seebagai seorang pemimpin interim. Tetapi dalam kaitannya dalam kepemimpinan, presiden baru ini tidak mampu berbuat banyak. Berbagai persoalan besar tetap tak terpecahkan.
            Ketika habibie melanjutkan masa kepresidenan dari mentornya, Suharto pada 21 Mei 1998, ada lima isu pokok yang harus dihadapinya di antaranya; 1. masa depan reformasi,2.  masa depan ABRI, 3. masa depan wilayah-wilayah konflik yang berusaha memisahkan diri dari negara Republik Indonesia, 4. masa depan Suharto, keluarganya, harta kekayaannya serta krono-kroni mereka, 5. masa depan perekonomian indonesia[12]. Tujuh belas bulan kemudian isu pertama mengalami perkembangan yang signifikan, isu kedua ditandai dengan penguragan atau pembatasan peran militer dalam urusan-urusan politik, isu ketiga terselesaikan kasus timur-timur tetapi tidak kasus lain, isu keempat tak terpecahkan, dan isu kelima pun berkanjang sperti sebelumnya.
            Penyelesaikkan kasus suharto berjalan lambat, memunculkan ketidak puasan yang besar diantara para pendukung gerakan reformasi. Suharto mengaku bahwa dirinya hanya memiliki sedikit simpanan dan tidak mempunyai tabungan di luar negri. Ini adalah sebuah pernyataan yang sulit diterima, mengingat gaya hidup keluarganya yang serba mewah, belum dihadapkan pada hal-hal lain. Empat yayasan yang dipimpinnya pada bulan juni 1995 dilaporkan memiliki kekayaan senilai Rp 2,5 triliun, yang dengan nilai tukar rupiah paling rendah sekalipun setara dengan beberapa miliar dollar A.S. pada desember 1998, tujuh yayasan milik suharto dilaporkan memegang kekayaan sebesar ribuan triliun rupiah. Sebuah artikel majalah Time terbit Mei 1999 menyebutkan bahwa kekayaan keluarga suharto memegang kekayaan sebesar 15 juta dollar. Akibatnya demonstrasi politik merupakan peristiwa sehari-hari di Jakarta dan juga sering diadakan di berbagai kota besar lainnya di indonesia. Kalangan aktivis mahasiswa dengan tiada lelah menuntut penyelesaian kasus suharto secara hukum.
            Pada tataran konflik juga belum redah lagi-lagi konflik sosial dan politik kadang kala dibumbui oleh religius, dan merubah menjadi kekerasan antar umat beragama. Pada bulan maret 1999 terdapat demonstrasi besar-besaran di jakarta yang menyerukan dilancarkannya jihad (perang suci) untuk mempertahankan kaum muslimin dari serangan orang kristen dalam hal ini kekerasaan antar umat beragama berlanjut hinnga 2001. Dalam kondisi yang semacam itu, rakyat Indonesia bersiap-siap untuk pemilihan umum bebas pertama mereka  dalam 44 tahun. Pada bulan november MPR sepakat untuk melakukan pemilihan Umum pada mei atau juni 1999.
            Bagaimana dengan kekuasaan yang berada ditangan Abdurrahman Wahid yang biasa di sapa Gusdur ini. dia menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Pada bulan pertama masa-masa kepresidennya Abdurrahman Wahid memberikan perasaan campuran antara harapan, janji visi. Mengingat kondisi kesehatannya yang sangat rapuh dan besarnya kekuatan-kekuatan politik yang berkoalisi untuk menentangnya, orang tidak dapat merasa pasti dari minggu ke minggu apakah dia akan tetap bertahan, entah secara fisik atau sebagai kepala negara terpilih. Namun demikian Gusdur menunjukkan energi pribadi yang luar biasa dan fantastis., sebuah determinasi untuk menghapuskan ciri-ciri hierarkis dan sentralistik yang menekan warisan suharto dan kesediaan untuk berpikir secara kreatif yang membuatnya dikagumi banyak pihak. Dan tokoh ini adalah orang NU jadi berbahagialah Warga NU dan Warga PMII yang lahir dari rahim NU mempunyai pemimpin KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur)
            Gusdur juga menunjukkan sikap yang terus terang yang menyegarkan yang juga tak jarang berupa pernyataan yang saling kontradiktif dan munculnya banyak penafsiran dari masyarakat umum. Diantara kritik yang sering dialamatkan kepadanya adalah bahwa dia membuat bingung rakyatnya. Mungkin ada benarnya pernyataan Ahmad Dani kalau bangsa Indonesia sebenarnya masih belum siap menerima Gusdur yang seorang cendikiawan sebagai pemimpin bangsa. Dari kecerdasannya yang memukau dan sangat mhumoris bisa dilihat guyonan politiknya yang banyak beredar  mengatakan bahwa semua presiden indonesia gila-gila. Presiden pertama Sukarno adalah orang yang gila pada perempuan, suharto orang yang gila pada harta, habibie orang yang gila pada ilmu, dan presiden ke empat (Gusdur) membuat gila semua orang yang lain.
            Dikarenakan kepemimpinan Gusdur yang relatif pendek, secara khusus pemerintahan Gusdur membuat ada sedikit kemajuan dalam mengatasi permasalahan ekonomi yang terus menerus mendera Indonesia. Yang tidak dapat di pungkiri Gusdur mendorong spirit pluralisme dan keterbukaan. Dia mengizinkan msyarakat keturunan cina penganut Konfusianisme untuk kembali menjalankan upacara dan ibadah mereka secara terbuka yang menyebabkan Gusdur diterima dari berbagai kalangan.
Akibat oposisi politiknya masa kepresidenan Gusdur penuh kekacauan itupun berakhir pada pertengahan tahun 2001. Di DPR sebuah koalisi terbangun untuk melengserkannya dari kursi kepresidenan dengan cara menyelenggrakan sidang istimewa MPR. Pada bulan juli MPR bersidang pada bulan juli dan memberhentikan Gusdur, dan mengangkat wakil presiden Megawati Sukarno putri menjadi presiden. Sesuatu yang oleh pendukungnya selalu diyakini sebagai haknya.
            Justru dari kepresidenan Megawati dari tahun 2001 sampai pemilihan umum tahun 2004 ditandai dengan sedikit saja pencapaian. Megawati tak diwarisi karisma dari ayahnya Sukarno, dia tidak terlalu kompeten dalam urusan administrasi dan kepemimpinan serta sikanya yang pasif dan tertutup, tidak jauh berbeda dengan gaya suharto. Suaminya Taufik Kiemas dipandang sebagai dalang dibalik panggung kekuasaanny, seorang praktisi politik dan fasilitator keuangan yang andal. Karena semua ini, partainya PDIP, menderita kekalahan yang memalukan dalam pemelihan umum berikutnya. Siapa saja yang menjadi presiden RI pada tahun 2001 pasti menghadapi permasalahan besar yang merupakan warisan pemerintahan suharto, krisis ekonomi dan sosial yang menyertai lengsernya dia dari kursi kepresidenannya.
Lebih-lebih masa pemerintahan Susilo bambang Yudoyono korupsi semakin merajalela, dan bahkan mungkin lebih buruk daripada masa suharto. Justru yang katanya ada lembaga yang namanya KPK (komisi pemberantasan korupsi) hanya menjadi icon ketegasan negara, padahal dalang-dalang dari para koruptor berdiam di lembaga itu. memang benar kalau korupsi di indonesia seperti halnya mencukur kumis, tidak pernah habis-habis, setelah di berantas tumbuh lagi justru tambah lebat. Mulai sekarang bangsa indonesia katakan tidak pada korupsi.
            Dari uraian singkat sejak prakemerdekaan sampai reformasi, menghadapi situasi yang demikian memang sulit, sebab kita tidak mungkin keluar dari cengkraman kapitalisme global yang sekarang ini masih kita rasakan hegemoni dunia  internasional yang salah satunya indonesia telah ikut menjadi terdaftar sebagai anggota organisasi perdagangan dunia WTO. Yang paling mungkin untuk dilakukan adaah menerima keberadaan kapitalisme global secara sadar, kritis, dan cerdas. Setelah ini langkah selanjutnya adalah merumuskan kepentingan kolektif nasional dengan melihat potret besar konstelasi politik internasional sebagai acuan dengan tetap menjadikan kepentingan dan cita-cita kemerdekaan bangsa indonesia sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 sebagai titik pijak bersama.


Bila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh SUBVERSIF dan mengganggu keamanan
Maka hanya satu kata
LAWAN!!!!!!



                    




[1] Disampaikan pada Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) I Rayon Ki Hajar Dewantara Universitas Kanjuruhan Malang
[2] Kader PMII Komisariat Ibnu Rusyd Universitas Kanjuruhan Malang
[3] Denys Lombard. Nusa Jawa Silang Budaya,
[4] Lih. Jurnal, membaca sejarah pergerakan
[5] J. S. Furnivall. Hindia Belanda Studi tentang ekonomi Majmuk
[6] Hasyim Wahid, dkk. Telikungan kapitalisme global dalam sejarah kebangsaan indonesia
[7] Ibid
[8] M. C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern, 1200-2008
[9] Ibid
[10] Opcit. telikungan kapitalisme
[11] Opcit. Sejarah  Indonesia
[12] Opcit. Sejarah Indonesia

No comments:

Post a Comment