Oleh : Sugiyanto[2]
Secara geografis Indonesia
memiliki arti yang strategis, luas wilayah Indonesia mencapai 1.900.000 km2
atau sekitar lima puluh tuju kali luas Belanda, lima kali luas Jepang, hampir
empat kali luas Prancis, dua kali luas Pakistan dan lebih dari separo luas
India. Dari timur ke barat kepulauan Indonesia terbentang sejauh 5000 km, dari
utara ke selatan sekitar 2000 km. Sebuah wilayah yang cukup luas[3]. Bukan hanya luas wilayah
yang menjadi sebuah kebanggaan, selain itu Indonesia
kaya raya dengan sumber daya alamnya (SDA) yang memadai. Tak heran
jika Indonesia dijadikan lirikan atau sasaran
oleh dunia internasional untuk dieksploitasi
(SDA) lebih-lebih oleh bangsa Eropa.
Kedatangan orang-orang Eropa yang
pertama di Asia Tenggara pada awal abad 16 kadang-kadang dipandang sebagai
titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini. Eropa bukanlah
kawasan yang paling maju di dunia pada permulaan abad 15, juga bukan merupakan
kawasan yang paling dinamis. Lambat laun Orang-orang Eropa, terutama Portugis,
mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang kemudian
melibatkan bangsa Portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang
paling berani di sepanjang zaman. Berkat ke ahlian bangsa Portugis
mengakibatkan dapat melakukan ekspansi pelayaran panjang menyusuri
pantai barat Afrika yang tujuannya untuk menemukan emas. Begitu pula mereka
menyusuri Asia untuk mendapatkan rempah-rempah. Diantara rempah-rempah yang di
impor bisa didapat di Indonesia, cengkeh dari Indonesia timur adalah yang
paling berharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala.
Oleh karena itulah kawasan Indonesia yang menjadi tujuan utama bangsa portugis.
Setelah itu pada tahun 1577 Sir
Francis Drake telah mengadakan kontak pertama Inggris dengan Indonesia dalam
pelayarannya mengelilingi Indonesia ke arah barat. Dia singgah di Ternate dan
pulang ke negaranya dengan membawa muatan cengkeh. Orang-orang Inggris seperti halnya
orang-orang Belanda, berada dalam tekanan untuk terlibat secara langsung dalam
perdagangan rempah-rempah. Ini mengakibatkan adanya pesaing hebat antara
inggris dan Belanda dalam merebut kekuasaan. Begitu pula bangsa Belanda yang
mewarisi aspirasi-aspirasi dan strategi Portugis. Orang-orang Belanda membawa
organisasi, persenjataan, kapal-kapal, dan dukungan keuangan yang lebih baik
serta kombinasi antara keberanian dan kekejaman yang sama. Orang orang Belanda
melakukan sesuatu yang tidak dilakukan bangsa Portugis yaitu mendirikan tempat
berpijak yang tetap di Jawa, dan yang akhirnya menyebabkan Belanda menjadi
suatu kekuatan penjajah yang berpangkal-darat di Jawa.
Belanda
masuk sejak Tahun 1596 Cornelis De Houtman di Banten – dan puncaknya pada masa kekuasaan VOC kongsi
dagang pemerintah Belanda VOC melalui eksploitasinya Tahun 1602 di bawah komando
Gubernur Jendral Hindia Belanda, J.P Coen (meminpin 1619-1623 dan 1627-1629)[4]. Dari yang tadinya praktek
monopoli "alamiah" dalam perdagangan rempah-rempah, hingga penggunaan
kekuatan politik, yakni masa culture stelsel (culture sistem, tanam
paksa) dan seterusnya. Culture stelsel dilakukan karena pailitnya VOC. Sebelumnya
Hindia Belanda sempat dibawah jajahan Inggris selama lima Tahun (1811-1816) Di bawah
Sir Thomas Stanford Raffles.
Tanam
paksa kurang lebih selama 40 Tahun (1830-1870) di
bawah gubernur jendral Van Den Bosch. Cara eksploitasi model Culture Stelsel ini
sendri dapat diturunkan dari kebutuhan pemerintah Belanda untuk menutup kas
Negara untuk membiayai peperangan yang terjadi di Eropa. Sistem tanam paksa
atau sistem kultur, bahwa rakyat membayar pajak dengan barang, bukan uang.
Dengan sistem ini dia akan punya banyak hasil bumi untuk dikrim ke Belanda[5]. Banyak Keterlibatan
negera secara aktif dalam memobilisasi kekuatan ekonomi di daerah koloni karenanya
di butuhkan. Berikutnya, revolusi Februari 1848 di Perancis mengintrodusir
pergeseran gagasan ekonomi politk di Belanda termasuk Hindia Belanda di
dalamnya. Liberalisme ekonomi adalah anak kandeng revolusi ini. Yang melalui
desakan dari golongan Liberal (F. Van De Putte, De Waal, Thorbecke, dll) serta
golongan humanis melalui E. Douwess Dekker (1812-1979) di
Belanda.
PRA
KEMERDEKAAN
Dari sedikit ulasan di atas kita
dapat menyimpulkan, kalau berbicara Indonesia berarti keberadaan Indonesia
tidak lepas dari konstelasi global internasional. Bahkan bisa dikatakan sejarah
Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari pertarungan kepentingan sosial,
politik, ekonomi dan wacana yang sedang bermain di dunia internasional.
Masuknya penjajah asing di Indonesia pada tahun 1596 merupakan babak awal
tertanamnya pengaruh barat di bumi Indonesia. Berdirinya VOC pada tahun 1602
merupakan tonggak monumental jatuhnya Nusantara pada Belanda secara ekonomis
dan politis[6].
Pada era penjajahan ini negara-negara kapitalis barat menanamkan pengaruhnya
sekaligus mengendalikan kehidupan masyarakat Hindia Belanda sebagai cikal bakal
Negara Bangsa Indonesia.
Sampai dengan akhir abad ke 19 tidak
ada peristiwa yang monumental yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial politik
masyarakat Hindia Belanda, meskipun terjadi berbagai gerakan perlawanan dan
pemberontakan dengan intensitas yang berbeda-beda. Baru pada dekade terakhir
abad 19 terjadi perubahan yang berarti dalam kehidupan masyarakat Hindia Belanda
sebagai dampak dari adanya perubahan yang mendasar di kalangan berbagai negara
bangsa barat di Eropa. Periode ini dapat disebut dengan era kebangkitan Negara
Bangsa.
Bersamaan dengan munculnya Negara
Bangsa di Eropa, pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kebijakan politik
etis atas Hindia Belanda. Sebagaimana ditulis dalam sejarah menjelang paro
kedua abad 19 terjadi persaingan yang menghebat antara berbagai kekuatan Eropa
di Asia Tenggara[7].
Inggris memperkukuh kedudukannya di Singapura, Semananjung Malaya dan Burma.
Perancis memperluas dominasinya atas Kamboja dan Laos, memnyebabkan Muangthai
menjadi negara penyangga dan satu-satunya negara merdeka di Asia Tenggara.
Dapat dikatakan, pengaruh era Negara
Bangsa yang berkembang di Eropa dan di dukung oleh kebijakan etis pemerintah
Kolonial Belanda terhadap masyarakat Hindia Belanda adalah lahirnya
organisasi-organisasi rakyat yang bersifat lokal dan sektarian seperti jong Jawa, Jong
Sumatera, SI, dll. Pertarungan ini terihat jelas dalam organisasi Boedi Oetomo
yang berdiri pada tahun 1908 yang
dipelopori dr. Sutomo, dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Tjipto Mangunkusumo, dr.
Rajiman berhasil mengkomunikasikan pemikiran barat mengenai Nasionalisme.
Ketika kekuasaan Belanda di Indonesia
mulai rapuh berpindah tangan ke bangsa Jepang. Kependudukan Jepang selama tiga
setengah tahun merupakan salah satu periode yang paling menentukan dalam
sejarah Indonesia. Kemejuan Jepang dalam politik dan ekonomi yang istimewa
tahun 1890 telah mendatangkan Amerika Serikat dan negara sukutunya di Eropa,
lebih-lebih ketika Jepang berhasil menaklukkan
Cina pada tahun 1895 dan memenangkan peperangan melawan Rusia pada tahun
1905.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang
menyerang Pearl Harbor, Hongkong, Filipina dan Malaysia. Negeri Belanda segera
mengikuti jejak sekutu-sekutunya dengan menyatakan perang terhadap Jepang. Pada
tanggal 10 Januari 1942 penyerbuan Jepang ke Indonesia dimulai yang kemudian
pada tanggal 8 Maret 1942 pihak Belanda di Jawa menyerah dan gebernur Jendral
Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer ditawan oleh pihak Jepang maka berakhirlah
kekuasaan Belanda di Indonesia.
Selama masa ini bangsa Indonesia
juga melakukan konsolidasi kebangsaan. Di kalangan bangsa Indonesia, pada saat
ini sudah terbentuk suatu imajinasi kolektif mengenai negara Indonesia merdeka,
namun mereka belum bisa mencari jalan untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Gerakan-gerakan organisatoris yang bersifat politis mulai dilakukan oleh para
tokoh Indonesia. Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan rekan-rekan
seperjuangannya mulai membentuk konsep-konsep kebangsaan modern. Namun hegemoni
negara imprealis masih begitu kuat sehingga masih sulit bagi mereka untuk
merebut dan menyatakan kemerdekaan.
Sementara itu konflik antar berbagai
negara imperialis makin menajam hingga akhirnya mencapai puncak peristiwa
perang dunia ke-II, pada tahun 1939. Sepanjang perang dunia II, Indonesia
menjadi perebutan dari masing-masing pihak yang sedang bertempur untuk
dijadikan pangkalan dalam mempertahankan kepentingan geo-politik dan
geo-strategi masing-masing pihak.
Dalam suasana peperangan di Asia
pasifik inilah, seorang tokoh yang bernama Soekarno berhasil memanfaatkan
situasi (mencari moment) hingga melahirkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Walaupun
sebenarnya pada tanggal 7 september 1944, perdana menteri koiso menjanjikan
kemerdekaan bagi to-indo (istilah dalam bahasa Jepang untuk Hindia Timur)[8]. Dalam hal ini Soekarno
dan kawan-kawan berhasil memainkan peran yang cukup baik dengan cara
mempermainkan kelompok negara-negara imperialis yang sedang terlibat dalam
pertarungan yakni dengan bermain mata dengan Jepang yang telah mengalami kekalahan
dari blok sekutu. Berkat kelicikan Jepang dengan
menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang bersifat politis dan
kemahiran akrobat Soekarno dan kawan-kawan akhirnya lahirlah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1945. Dari sini jelas terlihat bahwa
kemerdekaan Indonesia terjadi karena pengaruh situasi global dunia
internasional.
KEMERDEKAAN DAN
ORDE LAMA
Setelah perang dunia ke II selesai
terjadi perubahan yang mendasar dalam hubungan antar negara di bidang sosial,
ekonomi, dan politik. Salah satunya terjadilah revolusi antara tahun 1945-50
yang merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia. Semua usaha yang tidak
menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam
menghadapi kekuasaan asing, dan untuk tatanan sosial yang lebih adil tampaknya
akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia ke II.
Baik pihak belanda maupun pihak
revolusioner Indonesia menganggap revolusi Indonesia sebagai sesuatu zaman yang
merupakan kelanjutan dari masa lampau. Bagi belanda, tujuannya adalah
menghancurkan sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang yang bekerja sama
dengan jepang dan memulihkan suatu rezim kolonial yang, menurut keyakinan
mereka, telah mereka bangun selama 350 tahun[9]. Bagi para pemimpin
revolusi Indonesia, tujuannya adalah melengkapi serta menyempurnakan proses
penyatuan dan kebangkitan nasional yang telah dimulai empat dasawarsa
sebelumnya. Masing-masing merasa yakin bahwa takdir dan kebenaran berada di
pihaknya. Kedua pandangan tersebut mempunyai dasar kebenaran, tetapi keduanya
juga menyesatkan.
Sebenarnya, inilah saat ketiga
kalinya pihak belanda bermaksud menaklukkan indoensia. Sebagai upaya untuk
menguasai kembali negara Indonesia yang telah merdeka, tentara sekutu yang
dimotori oleh amerika dan inggris di bawah pimpinan jendral Mallaby datang ke Indonesia
dengan membonceng tentara belanda. Kedatangan itu dilakukan dengan dalih unntuk
melucuti senjata tentara jepang yang telah kalah perang. Kedatangan tentara ini
dihadapi oleh ummat islam secara mati-matian. Karena tentara tidak merespons
kedatangan tentara kekutu secara serius, maka para ulama NU pada tanggal 21 oktober
1945 mengeluarkan resolusi jihad yang berisi seruan perang suci bagi kaum
muslim untuk mengangkat senjata guna mempertahankan negara kesatuan RI dari
serangan sekutu. Seruan ini menggema di seluruh pulau jawa, hingga mengobarkan
semangat perlawanan seluruh kaum muslimin yang berujung pada terjadinya
peristiwa 10 November 1945 di surabaya yang sekarang dikenang sebagai hari
pahlawan. Maka dari itu, berbahagialah warga NU yang salah satunya warga PMII
yang lahir dari rahim NU yang punya peranan penting dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia seutuhnya.
Pengaruh perang dingin, pertarungan kepentingan negara-negara besar antara
blok komunis dan kapitalis di Indonesia ini nampaknya disadari penuh oleh Soekarno.
Menghadapi kondisi demikian, Soekarno mencoba bersikap konsisten pada garis
yang telah ditetapkan yaitu tidak berpihak pada salah satu kekuatan; baik pada
blok komunis maupun blok kapitalis. Untuk mempertahankan sikapnya yang
demikian, ketika dia melihat pengaruh amerika di Indonesia sudah berlebihan,
maka dia mencoba melakukan manuver politik untuk membuat keseimbangan.
Misalnya, dengan menyelenggarakan
konferensi asia-afrika pada tahun 1955, membuat poros jakarta-peking pada tahun
1962 dan keluar dari PBB. Upaya Soekarno mempertahankan PKI, meski ada usulan
agar dibubarkan sejak peristiwa madiun 1948, bisa dipahami dalam rangka mencari
keseimbangan ini, yaitu mengeliminir pengaruh kapitalisme internasional.
Dalam melakukan perlawanan
terhadapa kapitalisme internasional yang telah masuk ke Indonesia, Soekarno
berpijak pada tiga kekuatan utama yaitu PNI, PKI dan NU. Untuk itu Soekarno
menggelorakan kembali semangat nasionalisme yang dipahami sebagai iktikad
bersama untuk hidup bersatu dan berdaulat dalam suatu negar yang bebas dan
merdeka, meskipun untuk itu harus makan batu untuk menyambung hidup. Melihhat
kegigihan Soekarno dalam menghadapi kapitalisme-imperialisme, maka
negara-negara kapitalis semakin gencar melakukan serangan pada Soekarno. Karena
kegigihan Soekarno ini, berbagai skenario sosial dan beberapa proyek rekayasa
sosial di Indonesia menjadi rusak dan gagal. Untuk itu, amerika serikat dan
inggris bekerja sama dengan kekuatan militer dan beberapa kelompok intelektual
modernis untuk menghancurkan Soekarno. Peristiwa ini meandai kemenangan kubu
kapitalis modernis di Indonesia melalui bangkitnya orba di bawah pemerintahan Soeharto.
Dan tak lupa juga terjadi tragedi
kudeta yang dramatis pemberontakan 30 September 1965 (30 S PKI), yang dipimpin
oleh letnan kolonel Untung mereka pergi untuk menculik Nasution, Yani, Parman,
dan empat orang jenderal senior angkatan darat lainnya dari rumah-rumah mereka
di Jakarta. Tepat menjelang fajar tanggal 1 oktober, Soeharto yang tidak masuk
dalam daftar penculikan berkat keselamatan Soeharto dalam penculikan
seakan-akan menjadi pahlawan kesiangan pergi ke kostrad setelah diberi tahu
tentang hilangnya para jenderal dan terjadinya penembakan-penembakan di rumah
mereka. Dari sana dia dapat menyaksikan prajurit-prajurit yang sedang menduduki
medan merdeka. Nasution dan yani hilang, maka Soeharto mengambil alih komando
atas angkatan bersenjata dengan persetujuan jenderal-jenderal angkatan darat,
angkatan kepolisian, dan angakatan laut yang dapat dihubunginya. Dia
memerintahkan supaya semua prajurit tetap tinggal di asrama mereka kecuali
mendapat perintah khusus darinya untuk bergerak. Soeharto mulai menyelidiki apa
yang sedang terjadi. Angkatan darat telah merencanakan bagaimana mengatasi
kemungkinan situasi seperti yang terjadi sekarang, jadi ketika Soeharto dan
pendukungnya mulai mengambil kendali dalam kekacauan, mereka pikir inilah
petunjuk bagi mereka. Perencanaan yang rapi ini termasuk menjebak PKI dengan
cara tertentu sebagai pembenaran untuk menghancurkannya, sesuatu yang sangat
diniatkan Soeharto.
Tepat sesudah pukul tujuh, pihak
pemberontak pengumumkan melalui radio bahwa gerakan 30 september adalah sesuatu
kelompok militer yang telah bertikdan untuk melindungi Soekarno dari kudeta
yang direncanakan oleh suatu dewan yang
terjadi atas jenderal-jenderal jakarta yang korup dan menikmati penghasilan
tinggi yang menjadi kaki tangan badan intelijen pusat amerika serikat (CIA).
Dari paparan di atas terlihat bahwa
pertarungan politik yang terjadi pada era Soekarno tidak semata-mata karena ada
perbedaan kepentingan dari berbagai kelompok intern bangsa Indonesia lebih dari
itu, konflik-konflik tersebut pada hakekatnya adalah perpanjangan tangan dari
berbagai kepentingan ekonomi-politik masyarakat internasional yang berujung
lengsernya Soekarno dari tampuk kekuasaannya.
ORDE BARU
Sampai beberapa bulan setelah usaha
kudeta 1965, masa depan politik indonesia masih belum jelas. Pada akhirnya,
soeharto membangun apa yang dikenal dengan “orde baru” indonesia, untuk
membedakannya dengan “Orde lama” dari masa pemerintahan Soekarno. Orde baru
berbentuk dengan dukungan yang sangat besar dari kelompok-kelompok yang ingin
terbebas dari kekacauan masa lalu. Dalam kehidupan intelektual, terjadi
pembicaraan tentang suatu angkatan pemimpin muda baru dan suatu zaman baru,
suatu “angkatan 66”. Namun, dalam waktu beberapa tahun, elite orbe baru, yang intinya terdiri atas faksi militer yang
didukung oleh sekelompok kecil sipil, yang sebenarnya semuanya ada perpanjangan
tangan dari negara kapitalis yaitu Amerika
Setelah pemerintahan Soekarno
berhasil ditumbangkan atas bantuan kekuatan kapitalisme-modernisme, maka dengan
mudah kepentingan-kepentingan negara kapitalis bisa dijalankan di indonesia.
Dari sini dapat dikatakan bahwa sesungguhnya pemerintah orba pada hakekatnya adalah
agen kepentingan kapitalis internasional modern di bawah komando AS. Sejak saat
itu, beberapa strategi sosial, politk, dan ekonomi yang dibangun oleh
negara-negara kapitalis mulai diterapkan dibawah payung ideologi
developmentalisme (pembangunan). Yang mulai diterapkan oleh pemerintah orde
baru pada tahun 1968. Hal ini tercermin dalam undang-undang No. 2 tahun 1968
mengenai peneneman modal asing di Indonesia[10].
Terdapat persamaan antara
kebijakan orde baru pada dekade awal dan kebijakan periode politik etis
pemerintahan kolonial. Seperti pemerintahan zaman belanda orde baru juga
berjanji akan membangun ekonomi nasional dan meningkatkan taraf pendidikan dan
kesejahteraan. Orde baru mengembangkan gaya pemerintahan yang paternalistik,
namun juga menindas. Orde baru berusaha mencari keterlibatan rakyat untuk
mendapatkan legetimasi, tetapi lewat cara yang dikendalikan dengan cermat.
Dalam bidang ekonomi misalnya pemerintahan orde baru melaksanakan konsep-konsep
W.W Rostow sebagaimana di pesankan oleh negara donor. Untuk merealisasikan
konsep tersebut pemerintahan orba membuat kebijakan yang mengamankan
pertumbuhan ekonomi, harus mengorbankan kepentingan bangsa dan mengabaikan
amanat rakyat sebagaimana tertuang dalam UUD 45 dan terkandung dalam semangat
pancasila.
Pemerintahan soeharto hanya
memperkaya keturunannya semuanya bisa dilihat bahwa korupsi telah menggerogoti
30 % bantuan luar negri dan dan anggaran belanja pemerintah[11]. Pada November 1976,
Newsweek dilarang beredar karena menurunkan tentang korupsi dalam istana
kepresidenan, dengan secara khusus menyebut nama soeharto, ibu Tien, dan putra
tertua mereka, Sigit Haryoyudanto. Ketika keenam soeharto beranjak dewasa
mereka menjumpai banyak kesempatan yang sangat menggiurkan. Mereka terus
menerus menyangkal bahwa kesempatan itu datang karena status ayah mereka yang
presiden. Begitu juga relasi bisnisnya atau para
cukongnya diantaranya adalah pengusaha Liem Sioe Liong yang pernah menjadi
orang terkaya di indonesia pada masa pemerintahan soeharto.
Sementara itu di bidang sosial,
diterapkan konsep-konsep Talcott Parsons mengenai strukturalisme fungsional.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mengubah masyarakat indonesia menjadi
masyarakat modern. Oleh karenanya seluruh perangkat sosial harus diubah dengan
bentuk dan struktur formal yang modern, yang diharapkan bisa lebih efisien dan
profesional. Konsekwensinya, kekuatan lain yang dianggap tidak sesuai dengan
aturan, tradisi dan kaidah modernitas harus disingkirkan atau diubah menjadi
modern. Pada periode ini terjadi penyingkiran besar-besaran terhadap kekuatan
tradisional di antaranya NU dan PNI. Dalam pemerintahan orba, pilar-pilar
kekuatan beralih pada kelompok ABRI, PSI/Katholik/Kristen dan masyumi. Sementara
itu kelompok NU dan PNI dicoba digusur dari panggung politik dan kekuasaan.
Disamping karena alasan paradigmatik hal ini juga dilakukan untuk mengikis
pengaruh kekuatan Soekarno.
Upaya rekayasa sosial ini
dilakukan dengan cara membuat kebijakan di bidang sosial politik yang lebih
menguntungkan paraigma modernis seperti membuat institusi-institusi sosial yang
mudah dikontrol dan diarahkan negara. Hal in tercermin dalam kebijakan fusi
partai, sebagai respons atas menguatnya kekuatan NU dalam pemilu 1971 yang
memperoleh 18% suara; permasyarakatan demokrasi prosedural, penerapan hukum
yang simbolik formal dan sebagainya. Modernitas
tidak dipahami sebagai suatu spirit, cara pandang, pola pikir dan paradigma,
tetapi lebih dilihat sebagai gaya hidup (life style), tampilan-tampilan formal
yang serba material dan bercorak kebarat-baratan.Semua ini dilakukan untuk
mengamankan ideologi developmentalisme-modernisme sebagai perpanjangan tangan
dari kepentingan kapitalisme global internasional di bawah komando amerika.
Pemerintah AS
selalu melakukan berbagai macam cara untuk memelihara kepentingannya di
indonesia. Misalnya ketika modal jepang hampir mendominasi di indonesia di mana
hal ini dianggap membahayakan kepentingan amerika, dengan cepat amerika segera
memberikan peringatan melalui peristiwa malari tahun 1974. Indikasi atas hal
ini terlihat pada beberapa tokoh mahasiswa pelaku peristiwa malari yang
mendapat beasiswa di berbagai universitas terkemuka di AS setelah menjalani
masa penahanan dan hukuman. Lambat
laun kebobrokan rezim Suharto terkuak. Dengan kejadian yang semacam itu jalan
satu-satunya pemerintahan Suharto mengakomodir segala ketimpangan untuk
mempertahankan kekuasaannya.
Dengan cara semua aspirasi yang
tidak mendukung kepentingan orde baru di bungkam, lebih-lebih yang di anggap
subversif (melawan rezim orde baru) hal ini ditandai terjadinya penculikan para
aktivis yang diduga didalangi Letnan Jendral Prabowo Subianto sebagai menantu Suharto.
Dalam memnyongsong sidang MPR bulan Maret, sekitar 20 aktivis mahasiswa diculik
oleh aparat keamanan dan sembilan diantaranya dibunuh.
Layak untuk dicermati bagaimana
permainan Amerika yang maha canggih dalam menggusur pemerintahan Suharto
dikarenakan sudah tidak mempunyai kepentingan, hal ini ditandai berakhirnya
perang dingin, karena sejak itu pada tahun 1989 mulai berguguran negara komunis
di eropa timur. Peristiwa ini memberikan dampak yang cukup besar pada
negara-negara dunia ketiga, khususnya yang memiliki hubungan dengan amerika,
termasuk Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru.
Dengan berakhirnya perang dingin,
maka negara kapitalis tidak lagi membutuhkan Buffer (tameng) untuk menghadapi
komunisme. Akibatnya negara-negara dunia ke tiga yang selama ini menjadi buffer
lantas kehilangan peran. Hal ini menyebabkan rezim orde baru menjadi rapuh.
Dengan hilangnya peran negara dunia ke tiga sebagai buffer, maka negara-negara
kapitalis hanya memiliki kepentingan bisnis dengan indonesia. Oleh karena itu
pemerintah yang tidak menjalankan prinsip ekonomi pasar yang benar menurut Negara kapitalis harus disingkirkan.
Dilain pihak, sebagai dampak
pembangunan ekonomi selama 32 tahun, timbul satu segmen yang memiliki
harapan-harapan berlebihan atas kehidupan material yang bercorak konsumtif yang
gagal di penuhi oleh rezim orde baru. Ketika dua keadaan ini bertemu,
terjadilah gejolak sosial politik di indonesia.
Meminjam bahasanya Wahid Hasyim sehingga terpentaslah opera sabun
reformasi yang pada ujungnya bermuara pada proses lengsernya Suharto, yang
secara euphoria digembor-gemborkan sebagai reformasi.
Tuntutan akar reformasi terus
meningkat seiring semakin memburuknya krisis ekonomi yaitu pada tahun 1997,
terjadi gejolak moneter yang dahsyat yang mengakibatkan merosotnya tukar nilai
rupuah, dan semakin jelas pula bahwa rezim orde baru tidak mampu mereformasikan
diri. Amien Rais dari Muhammadiyah salah satu pengecam yang paling menonjol
pada tahap ini. demonstrasi mahasiswa semakin marak. ABRI membiarkannya selama
demonstrasi di dalam kampus. Tapi pada awal Mei, mahasiswa sudah turun ke
jalan-jalan di kota besar. Kerusuhan besar terjadi terjadi di Medan. Pada
tanggal 12 Mei, penembak jitu ABRI menembak mati empat mahaiswa demonstran du
Universitas Tri Sakti Jakarta. Pada saat itu tokoh-tokoh penting militer
termasuk jendral Wiranto dan Susilo Bambang Yudoyono menyadari bahwa rezim
Suharto tidak bisa dipertankan lebih lama lagi. Akhirnya pada tanggal 21 Mei
1998 sacara sah Suharto turun dari kekuasaannya.
Kalau boleh jujur terjadinya
proses reformmasi sebenarnya bukan semata-mata merupakan perjuangan rakyat
indonesia, namun ada tangan-tangan ghaib yang ikut bermain sehingga kekuatan
politik Suharto yang begitu kuat dan mengakar bisa runtuh
hanya dalam waktu tiga bulan. Tangan-tangan ghaib yang dimaksud adalah kekuatan
kapitalisme global internasional.
REFORMASI
Momen turunnya Suharto wakil
presidennya Habibie, segera di sumpah sebagai presiden Indonesia ketiga,
Wiranto kemudian memberikan pernyataan bahwa ABRI juga akan tetap melindungi
keluarga Suharto serta secara Impisit melindungi kekayaannya. Masa-masa
kekuasaan Suharto berakhir dengan bencana dan aib.
Selama Habibie menjabat 17 bulan menjadi
presiden ke tiga indonesia, dia memperkenalkan reformasi yang menjalin sebuah
masyarakat yang demokratis, adil, dan terbuka. Tetapi kebobrokan ekonomi yang
terus mendera, kekerasan sosial, kekerasan politik yang tiada henti, serta
keraguan yang meluas menyangkut kejujuran dan legetimasi pemerintah merongrong
harapan reformasi tersebut. Sejak Oktober 1999 Habibie digantikan oleh
Abdurrahman Wahid sebagai presiden ke empat Indonesia. Sebagai pemimpin dia
menunjukkan kecerdasan yang memuka, kehangatan, keterbukaan,kometmen pada
pluralisme, dan menentang terhadap dogmatisme, tapi yang menjadi sebuah aral
Abdurrahman Wahid sangat sulit mencari orang-orang yang jujur dan kompeten
untuk bekerja dalam pemerintahannya.
Setelah diberhentikan sebagai
presden oleh Majlis Perwakilan Rakyat RI, Abdurrahman digantikan Megawati
Sukarnoputri sebagai presiden RI yang kelima, lagi-lagi seebagai seorang
pemimpin interim. Tetapi dalam kaitannya dalam kepemimpinan, presiden baru ini
tidak mampu berbuat banyak. Berbagai persoalan besar tetap tak terpecahkan.
Ketika habibie melanjutkan masa
kepresidenan dari mentornya, Suharto pada 21 Mei 1998, ada lima isu pokok yang
harus dihadapinya di antaranya; 1. masa
depan reformasi,2. masa depan ABRI, 3. masa depan wilayah-wilayah konflik
yang berusaha memisahkan diri dari negara Republik Indonesia, 4. masa depan
Suharto, keluarganya, harta kekayaannya serta krono-kroni mereka, 5. masa depan perekonomian indonesia[12].
Tujuh belas bulan kemudian isu pertama mengalami
perkembangan yang signifikan, isu kedua ditandai dengan penguragan atau
pembatasan peran militer dalam urusan-urusan politik, isu ketiga terselesaikan
kasus timur-timur tetapi tidak kasus lain, isu keempat tak terpecahkan, dan isu
kelima pun berkanjang sperti sebelumnya.
Penyelesaikkan kasus suharto
berjalan lambat, memunculkan ketidak puasan yang besar diantara para pendukung
gerakan reformasi. Suharto mengaku bahwa dirinya hanya memiliki sedikit
simpanan dan tidak mempunyai tabungan di luar negri. Ini adalah sebuah
pernyataan yang sulit diterima, mengingat gaya hidup keluarganya yang serba
mewah, belum dihadapkan pada hal-hal lain. Empat yayasan yang dipimpinnya pada
bulan juni 1995 dilaporkan memiliki kekayaan senilai Rp 2,5 triliun, yang
dengan nilai tukar rupiah paling rendah sekalipun setara dengan beberapa miliar
dollar A.S. pada desember 1998, tujuh
yayasan milik suharto dilaporkan memegang kekayaan sebesar ribuan triliun
rupiah. Sebuah artikel majalah Time terbit Mei 1999 menyebutkan bahwa kekayaan
keluarga suharto memegang kekayaan sebesar 15 juta dollar. Akibatnya
demonstrasi politik merupakan peristiwa sehari-hari di Jakarta dan juga sering
diadakan di berbagai kota besar lainnya di indonesia. Kalangan aktivis
mahasiswa dengan tiada lelah menuntut penyelesaian kasus suharto secara hukum.
Pada tataran konflik juga belum
redah lagi-lagi konflik sosial dan politik kadang kala dibumbui oleh religius,
dan merubah menjadi kekerasan antar umat beragama. Pada bulan maret 1999
terdapat demonstrasi besar-besaran di jakarta yang menyerukan dilancarkannya
jihad (perang suci) untuk mempertahankan kaum muslimin dari serangan orang
kristen dalam hal ini kekerasaan antar umat beragama berlanjut hinnga 2001. Dalam
kondisi yang semacam itu, rakyat Indonesia bersiap-siap untuk pemilihan umum
bebas pertama mereka dalam 44 tahun. Pada
bulan november MPR sepakat untuk melakukan pemilihan Umum pada mei atau juni
1999.
Bagaimana dengan kekuasaan yang
berada ditangan Abdurrahman Wahid yang biasa di sapa Gusdur ini. dia
menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Pada bulan pertama masa-masa
kepresidennya Abdurrahman Wahid memberikan perasaan campuran antara harapan,
janji visi. Mengingat kondisi kesehatannya yang sangat rapuh dan besarnya
kekuatan-kekuatan politik yang berkoalisi untuk menentangnya, orang tidak dapat
merasa pasti dari minggu ke minggu apakah dia akan tetap bertahan, entah secara
fisik atau sebagai kepala negara terpilih. Namun demikian Gusdur menunjukkan
energi pribadi yang luar biasa dan fantastis., sebuah determinasi untuk
menghapuskan ciri-ciri hierarkis dan sentralistik yang menekan warisan suharto
dan kesediaan untuk berpikir secara kreatif yang membuatnya dikagumi banyak
pihak. Dan tokoh ini adalah orang NU jadi berbahagialah Warga NU dan Warga PMII
yang lahir dari rahim NU mempunyai pemimpin KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur)
Gusdur juga menunjukkan sikap yang
terus terang yang menyegarkan yang juga tak jarang berupa pernyataan yang
saling kontradiktif dan munculnya banyak penafsiran dari masyarakat umum.
Diantara kritik yang sering dialamatkan kepadanya adalah bahwa dia membuat
bingung rakyatnya. Mungkin ada benarnya pernyataan Ahmad Dani kalau bangsa
Indonesia sebenarnya masih belum siap menerima Gusdur yang seorang cendikiawan
sebagai pemimpin bangsa. Dari kecerdasannya yang memukau dan sangat mhumoris
bisa dilihat guyonan politiknya yang banyak beredar mengatakan bahwa semua presiden indonesia
gila-gila. Presiden pertama Sukarno adalah orang yang gila pada perempuan,
suharto orang yang gila pada harta, habibie orang yang gila pada ilmu, dan
presiden ke empat (Gusdur) membuat gila semua orang yang lain.
Dikarenakan kepemimpinan Gusdur yang
relatif pendek, secara khusus pemerintahan Gusdur membuat ada sedikit kemajuan
dalam mengatasi permasalahan ekonomi yang terus menerus mendera Indonesia. Yang
tidak dapat di pungkiri Gusdur mendorong spirit pluralisme dan keterbukaan. Dia
mengizinkan msyarakat keturunan cina penganut Konfusianisme untuk kembali
menjalankan upacara dan ibadah mereka secara terbuka yang menyebabkan Gusdur diterima
dari berbagai kalangan.
Akibat oposisi politiknya masa
kepresidenan Gusdur penuh kekacauan itupun berakhir pada pertengahan tahun
2001. Di DPR sebuah koalisi terbangun untuk melengserkannya dari kursi
kepresidenan dengan cara menyelenggrakan sidang istimewa MPR. Pada bulan juli
MPR bersidang pada bulan juli dan memberhentikan Gusdur, dan mengangkat wakil
presiden Megawati Sukarno putri menjadi presiden. Sesuatu yang oleh
pendukungnya selalu diyakini sebagai haknya.
Justru dari kepresidenan Megawati
dari tahun 2001 sampai pemilihan umum tahun 2004 ditandai dengan sedikit saja
pencapaian. Megawati tak diwarisi karisma dari ayahnya Sukarno, dia tidak
terlalu kompeten dalam urusan administrasi dan kepemimpinan serta sikanya yang
pasif dan tertutup, tidak jauh berbeda dengan gaya suharto. Suaminya Taufik
Kiemas dipandang sebagai dalang dibalik panggung kekuasaanny, seorang praktisi
politik dan fasilitator keuangan yang andal. Karena semua ini, partainya PDIP,
menderita kekalahan yang memalukan dalam pemelihan umum berikutnya. Siapa saja yang menjadi presiden RI pada
tahun 2001 pasti menghadapi permasalahan besar yang merupakan warisan
pemerintahan suharto, krisis ekonomi dan sosial yang menyertai lengsernya dia
dari kursi kepresidenannya.
Lebih-lebih masa pemerintahan
Susilo bambang Yudoyono korupsi semakin merajalela, dan bahkan mungkin lebih
buruk daripada masa suharto. Justru yang katanya ada lembaga yang namanya KPK
(komisi pemberantasan korupsi) hanya menjadi icon ketegasan negara, padahal
dalang-dalang dari para koruptor berdiam di lembaga itu. memang benar kalau
korupsi di indonesia seperti halnya mencukur kumis, tidak pernah habis-habis,
setelah di berantas tumbuh lagi justru tambah lebat. Mulai sekarang bangsa
indonesia katakan tidak pada korupsi.
Dari uraian singkat sejak prakemerdekaan
sampai reformasi, menghadapi situasi yang demikian memang
sulit, sebab kita tidak mungkin keluar dari cengkraman kapitalisme global yang
sekarang ini masih kita rasakan hegemoni dunia
internasional yang salah satunya indonesia telah ikut menjadi terdaftar
sebagai anggota organisasi perdagangan dunia WTO. Yang paling mungkin untuk
dilakukan adaah menerima keberadaan kapitalisme global secara sadar, kritis,
dan cerdas. Setelah ini langkah selanjutnya adalah merumuskan kepentingan
kolektif nasional dengan melihat potret besar konstelasi politik internasional
sebagai acuan dengan tetap menjadikan kepentingan dan
cita-cita kemerdekaan bangsa indonesia sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan
UUD 45 sebagai titik pijak bersama.
Bila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa
alasan
Dituduh SUBVERSIF dan mengganggu
keamanan
Maka hanya satu kata
LAWAN!!!!!!
[1] Disampaikan pada Masa Penerimaan Anggota
Baru (MAPABA) I Rayon Ki Hajar Dewantara Universitas Kanjuruhan
Malang
No comments:
Post a Comment