Tuesday, December 1, 2015

Nama




Bugenvile, sukun 09 juni 2013
Kutemukan nama pada bulan
Sebagai nama penyinar
Kutemukan nama pada awan
Sebagai nama penawar

GADISKU



Sahril, Malang 30 Nov 2015
Bukan hanya kau saja wanita di dunia ini
Hanya saja
Aku merasa tak ada wanita didunia ini
Jika aku hidup tanpamu..

Bukan hanya kau saja wanita yang menemaniku
Hanya saja
Aku merasa sepi
Jika kau tak di sampingku...,

Gadisku.....,,,
Bukankah kita banyak waktu untuk bertemu
Hingga waktu itu tak terasa telah berlalu
Tanpa kata bersama...,
Bukankah Kita banyak waktu untuk berdua
Hingga waktu menyendiri semakin banyak...,
Bukankah kita banyak waktu untuk meluangkan hari kedekatan kita
Hingga waktu meluangkan di hari kedekatan kita

Thursday, August 27, 2015

Berjumpa namun tak melihat



 Karya: Sahril Bin Abdul Basith

......Andai saja bisa kupandang, mungki aku sudah bisa mengerti
Namun cukuplah kenyakinanku membawaku kepadamu....

            Pagi ini sungguh menyakitkan bagiku, saat kusadari diriku terkapar kerena tak ada harapan untukku hidup. Penyakit yang menyerangku seakan membuatku putus asa, ditambah aku telah divonis oleh dokter usiaku tinggal beberapa hari lagi. Namun yang membuatku kanget ketika aku mendapatkan selembar kertas.
Apakah kau percaya cinta...?

Tuesday, August 25, 2015

Sebatang Rokok dan Secangkir Kopi

Karya: Sahril bin Abdul Basith & M. Rizal Lutfi

…....hanya ada dua sebab, Tuhan tertarik dengan hidupmu,
atau Tuhan murka kepadamu…..

            Sore hari warna memerah kembali membungkus langit yang awalnya terlihat biru, dicekam menuju kegelapan. Matahari ayutemayun di  arah timur bersama dengan angin yang berhembus menyentuh ranting-ranting pohon yang mengayum bagaikan tangan melambai-lambai. Ditarik warna langit hitam gelap.

Sunday, February 15, 2015

Surat Untuk Kau SahabatKu

*By Sahril
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Kumulai ini dengan salammu berjuang tak sebercanda itu……
            Bila mana nafasku masih berhembus aliran darah sepanas api berkobar menyuarakan semangat diatas perjuangan. Atau diri yang dulu menata bersama jejak-jejak kita diatas pelajaran mengenal perjuangan, menelusuri waktu dalam mencari pengetahuan,  mengabdi tiada henti, bersuara menyapa angin kemenangan. Entah angin apa yang berhembus merengguk segalanya, entah arus apa yang membawa kita mengalir lebih jauh mengikuti jejak zaman dan meninggalkan diri pada kesepian.